Setiap tahun masyarakat di Kelurahan Ngantru, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur melaksanakan upacara adat bersih Dam Bagong dengan melarung kepala kerbau. Tri Yulik Sukmono dari Komunitas Fotografi Trenggalek merekamnya dalam sebuah esai foto untuk Matanesia.
Seekor kerbau dengan berkalung kain mori terikat di sebuah pohon tua di kompleks Makam Setono Bagong, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Kamis (15/6/2023) malam. Matanya menatap nanar seolah kerbau tersebut paham nasibnya beberapa saat ke depan; dipenggal. Seorang tetua duduk di samping sebilah golok, sementara masyarakat sudah mengerubungi kompleks makam tersebut, anak-anak bahkan harus berjinjit melongok ke dalam pagar seolah tak mau ketinggalan momen penyembelihan.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin didampingi sejumlah tokoh adat nyekar di pusara Makam Ki Ageng Menak Sopal, ia sendiri yang memimpin upacara adat ini. Dan momen yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Si kerbau dijatuhkan badannya ke tanah, sang jagal gesit memiting kepala kerbau yang kakinya sudah terikat, lalu golok tajam tersebut tanpa ampun memisahkan kepala kerbau dari tubuhnya.
Daging kerbau dibagikan pada masyarakat yang membutuhkan, sementara kepala, kaki dan kulit keesokan harinya akan dilarung ke Dam Bagong. Sejumlah warga dengan sigap melompat ke air untuk menangkap kepala kerbau tersebut. Puncak upacara adat tersebut berlangsung pada keesokan harinya, Jumat (16/6/2023).
Nyadran atau upacara adat bersih Dam Bagong adalah semacam penghormatan oleh masyarakat kepada Ki Ageng Menak Sopal yang dulu membangun Dam Bagong sehingga warga di sekitar sungai bebas dari banjir. Dam atau bendungan tersebut juga sangat bermanfaat bagi sumber irigasi, sehingga para petani Trenggalek terbebas dari kekeringan.
“Ini prosesi nyadran sudah dilaksanakan. Semoga sedekahnya seluruh warga Desa Ngantru dan sedekahnya seluruh warga Desa Kerjo nanti dibalas oleh Allah dengan rezeki yang melimpah,” ujar Mas Ipin, Bupati Trenggalek seusai acara pada awak media sambil menyebut wilayah desa yang menjadi lokasi acara. Mas Ipin menambahkan semangat dari upacara adat tersebut adalah bersedekah dengan harapan mendapatkan berkah Allah SWT.
Nyadran Dam Bagong menurut Mas Ipin punya dua filosofi penting bagi dirinya sebagai bupati yang seorang pelayan masyarakat. “Kepala adalah simbol kehormatan dan kepercayaan. Sebagai pelayan masyarakat, kepercayaan itu adalah segala-galanya,” jelasnya. Sedangkan kerbau secara utuh melambangkan makhluk Tuhan yang harus bekerja keras. Dua filosofi tersebut, yaitu kepercayaan dan kerja keras, diyakini Mas Ipin akan mengantarkan manusia pada kesuksesan.
Betapa pentingnya keberadaan Dam Bagong, saat ini pemerintah sedang membangun proyek strategis nasional dengan membesarkannya atau memperluasnya yang berlokasi di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. “Nah ini adalah perjuangan Menak Sopal zaman dulu dengan Menak Sopal zaman kini, dan untuk Menak Sopal zaman kini itu ya kita semua,” tegas Mas Ipin.